Ada yang punya orang tua sempurna? ada? Giant Glad for you 🙂

Seiring dengan bertambahnya umur kita tentunya semakin di-celak-kan matanya dengan kenyataan bahwa orang tua kita bukanlah manusia yang sempurna. 

Dan beberapa waktu lalu itu menjadi “ketakutan terbesar”  saya, bahwa suatu hari nanti anak saya akan menyadari bahwa saya bukanlah orang tua yang sempurna. Bahkan mungkin saya melakukan sesuatu yang saya larang untuk dia lakukan. Simple things kayak jangan makan ditempat  tidur sampai sekarang masih saya lakukan :))). Apalagi nanti hal-hal prinsip lain.

Seperti biasa ketika saya menemukan “ketakutan” saya harus menemukan jalan keluarnya sebelum saya masuk terlalu dalam ketakutan saya itu. Pertanyaannya adalah : Bagaimana cara saya menjelaskan pada anak saya bahwa saya bukanlah orang tua yang sempurna? bagaimana kalau dia kecewa dengan keberadaan saya? bagaimana kalau dia malah menjauh dari saya?…..

HAHAHAHA….kalau dibaca begitu saja sepertinya pertanyaan saya adalah pertanyaan konyol yang mengada-ada. Tapi bila mengutip kata-kata ibu saya : “kamu akan menyadari susahnya kalau kamu sudah punya anak”. Sebagai orang tua saya pribadi selalu ingin tampil menjadi yang terbaik bagi putri saya. Tanpa cacat dan cela. Tapi saya menyadari betul itu ga mungkin. Saya itu bag of shit :))).

Sehingga singkat cerita saya harus menemukan jawaban untuk ketakutan saya itu. Dan jawaban yang saya dapatkan adalah tidak akan pernah saya menemukan cara menjadi orang tua yang sempurna, tapi saya selalu akan menemukan cara bagaimana menyempurnakan cinta saya untuk anak saya. love is all matters.

Anak tidak butuh orang tua yang selalu sempurna. Anak hanya butuh orang tua yang selalu ada.

2 tanggapan untuk “

  1. My mom, secara tidak sadar, dalam cerita cerita nya selalu berkata bahwa beliau benar, dan orang lain salah. Itu membentuk pemikiran di sy bahwa my mom always do something right. Suatu ketika ketika sy sudah dewasa, sy menyadari bahwa she doesnt always right dalam menyikapi segala sesuatunya. Dan ternyata, itu malah membuat sy terkejut dan tidak nyaman. Sempat setelahnya, sy kemudian punya rasa tidak percaya pd saran saran beliau, shg sy tidak mengindahkan saran beliau lg. Dari situ sy belajar, lebih baik mengaku pd anak bahwa sebagai orang tua, kita pun tidak sempurna dan tidak selalu benar (Skrg sy ibu dr satu anak)

    1. Benar banget Mbak, dan ketika kita ga “sok sempurna” didepan anak. akan sangat mudah meminta maaf ke anak waktu kita salah. Sukses Mbak 🙂

Tinggalkan Balasan ke nidaissabela Batalkan balasan